Pendahuluan: Tarian Tradisional Papua
Dreamhub – Tarian Tradisional Papua. Baik wisatawan lokal maupun internasional selalu tertarik ke Papua. Masyarakat Papua adalah hal menarik lainnya tentang pulau terbesar kedua di dunia ini, setelah alamnya yang unik. Satu hal yang menarik orang ke Papua Nugini adalah tarian tradisionalnya yang unik dan penting.
Tarian Tradisional Papua
Berikut sembilan lagu tradisional Papua yang perlu Anda ketahui:
Tari Selamat Datang
Sesuai namanya, Tari Selamat Datang merupakan cara orang Papua untuk menyambut orang yang baru saja tiba di negara ini. Tari ini dulunya membawakannya hanya untuk sahabat, tamu istimewa, dan siapa saja yang ingin datang ke Papua. Tari ini merupakan tanda betapa ramahnya orang-orang di sana. Namun, tarian selamat datang tidak hanya melakukannya untuk menyambut orang penting.
Sekarang ada tarian selamat datang yang dapat Anda saksikan di festival budaya, iklan pariwisata Papua, dan pertunjukan seni lainnya.
Tari Musyoh
Masyarakat Papua Nugini percaya bahwa orang yang sudah meninggal masih bisa berjalan di atas tanah. Dalam budaya Papua, mereka menunjukkan kepercayaan ini melalui Tari Musyoh, tarian tradisional yang menceritakan tentang hantu yang berkeliaran.
Tari Musyoh selain sebagai tanda pengembaraan arwah orang yang sudah meninggal, juga sebagai tanda penghormatan dan rasa terima kasih. Dengan demikian, tarian ini juga digunakan untuk menyambut tamu.
Tari Musyoh dilakukan oleh laki-laki untuk mengusir setan. Tari ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan untuk menyambut tamu. Tifa adalah alat musik yang bergoyang mengikuti gerakan penari.
Tari Yospan
Pemuda dan pemudi Papua Nugini sering menarikan Tari Yospan, yang juga dikenal sebagai Yosim Pancar, sebagai cara untuk menunjukkan persahabatan dan persaudaraan mereka. Para penari akan membentuk lingkaran saat mereka bergerak. Para penari terus bergerak dan menari dengan penuh energi, antusiasme, dan gerakan.
Pakaian yang dikenakan penari Yospan terbuat dari dedaunan atau akar. Ada juga banyak aksesori berbeda yang cocok dengan pakaian ini, seperti topi, cat tubuh, dan banyak lagi.
Tarian Sajojo
Semua orang tahu cara melakukan Tari Sajojo. Orang-orang dari Papua Nugini sering membawakan tarian tradisional ini di acara-acara budaya, adat, dan hiburan. Dengan cara ini, Tari Sajojo menjadi sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Lagu daerah Papua yang disebut Sajojo diputar sebagai latar belakang, dan tarian ini sebagian besar terdiri dari gerakan kaki yang gembira dan energik. Sajojo adalah lagu tradisional Papua tentang seorang gadis desa yang dikagumi dan dicintai.
Tarian Wutukala
Dalam Tari Wutukala, ada cerita tentang sepasang suami istri yang sedang berburu tetapi kesulitan menggunakan tongkat untuk menangkap ikan. Di awal tarian ini, para penari pria masuk dan membentuk formasi berburu. Setelah itu datanglah penari yang berjenis kelamin perempuan dan membawa Noken untuk menahan ikan yang mereka tangkap.
Mahkota dengan hiasan kepala burung Cendrawasih menjadi bagian dari busana Tari Wutukala. Di tubuh para penari terdapat gambar-gambar hitam putih dari berbagai budaya. Para penari menggunakan daun sagu untuk menutupi celana mereka.
Tari Kafuk
Tari Kafuk yang juga dikenal sebagai budaya mencairkan suasana merupakan tarian dari Papua Barat yang menunjukkan betapa senangnya masyarakat Papua saat melihat Anda. Para penari wanita berbaris dalam dua baris untuk melakukan tarian ini. Dalam tarian ini, orang-orang tua berada di depan, kemudian orang-orang muda, dan terakhir anak-anak kecil berada di belakang.
Bentuk garis kemudian dibuat lebih panjang. Tamu akan tertarik oleh seorang penari, meletakkannya di tengah garis, dan dibawa ke tengah desa. Begitu mereka sampai di tengah kota, kepala suku akan menyuruh mereka untuk berpencar dan membentuk lingkaran. Para penari kemudian meminta tamu untuk ikut menari sambil menggerakkan kaki mereka maju mundur.
Tari Perang
Tarian ini bertemakan perang, sesuai dengan namanya. Masyarakat Papua Nugini menghormati leluhur mereka yang berjuang demi kebebasan melalui tarian perang. Dulu, masyarakat menari tarian ini untuk merasa lebih baik. Namun, tarian ini telah orang gunakan sebagai pertunjukan atau untuk bersenang-senang selama bertahun-tahun.
Para penari pria berpakaian tradisional dan membawa anak panah, seolah-olah akan berperang. Suara musik dari tifa dan alat musik tiup mulai memainkannya saat para penari mulai melakukan bagian mereka. Beberapa di antaranya adalah musuh, pasukan, dan pemimpin suku.
Tari Soanggi
Masyarakat Papua Barat percaya bahwa Tari Soanggi adalah roh jahat yang berkeliaran karena masih memiliki janji untuk ditepati. Adapun masyarakat dari daerah pesisir Teluk Cendrawasih, Waropen, Papua Barat, adalah yang pertama kali menarikan tarian soanggi. Masyarakat melakukan tarian ini untuk mengusir roh jahat.
Bagian pertama dari tarian ini menceritakan tentang seorang suami yang istrinya meninggal setelah anggi-anggi atau soanggi bunuh. Jadi, tarian ini menunjukkan pertarungan antara penduduk setempat dan soanggi. Orang-orang ini memiliki busur dan anak panah untuk menyingkirkan soanggi.
Para penari harus melakukan ritual yang kepala suku pimpin sebelum mereka dapat mulai menari. Seorang diri berperan sebagai kepala suku, dan puluhan pria menari dalam pertunjukan ini. Pakaian yang orang-orang kenakan dalam tarian ini adalah pakaian asli Papua Barat. Sementara tifa dan terompet kerang gunanya untuk memainkan musik untuk tarian ini.
Tari Mangasa
Sebagai cara untuk merayakan kemenangan atau pekerjaan yang orang lakukan dengan baik, tarian tradisional Suku Arfak yang merupakan Tari Magasa yang masyarakat tampilkan. Tarian ini juga merupakan tanda persatuan dan kebersamaan Suku Arfak karena semua orang di suku tersebut melakukannya, tanpa memandang jenis kelamin, usia, atau status sosial mereka. Para penari berpegangan tangan dan membuat garis panjang. Kemudian, bergerak mengikuti lirik lagu yang sedang dimainkan.
Penutup: Tarian Tradisional Papua
Tarian Tradisional Papua mencerminkan kekayaan budaya yang mempesona dan keindahan alam yang menyertainya. Setiap gerakan tari dan alunan musik tradisionalnya menjadi warisan yang tidak hanya menyentuh jiwa tetapi juga menghubungkan kita dengan cerita masa lalu Papua. Melestarikan tarian ini berarti menjaga identitas dan nilai-nilai luhur masyarakat Papua. Mari kita terus menghargai dan memperkenalkan keunikan Tarian Tradisional Papua kepada dunia, sehingga warisan ini tetap hidup dan Meneruskannya ke generasi mendatang. Keindahan budaya ini adalah kebanggaan kita bersama.