15 Februari 2025
Tari Jawa Barat 

Tari Jawa Barat 

Pendahuluan: Tari Jawa Barat 

Dreamhub – Tari Jawa Barat. Indonesia merupakan negara besar dengan banyak suku dan kesenian yang berbeda dari setiap daerah. Maka, tidak mengherankan jika hampir setiap daerah di Indonesia memiliki keseniannya sendiri, seperti tari. Indonesia memiliki lebih dari 300 jenis tari yang berbeda.

Jawa Barat memiliki banyak tarian daerah yang berbeda karena dari sanalah Suku Sunda berasal. Tari Jaipong dari Jawa Barat masih terkenal oleh banyak orang hingga saat ini. Berikut ini beberapa gerakan Jawa Barat yang harus Anda ketahui!

Adapun Tari dari Jawa Barat Seperti:

Tari topeng

Tari Jawa Barat ini berasal dari daerah Cirebon. Topeng para penari kenakan untuk menyembunyikan wajah mereka selama tarian ini. Para penari menggigit bantalan karet pada topeng untuk mengenakannya.

Sebelum mengenakan topeng, para penari harus menutupi kepala mereka dengan sesuatu yang merupakan Sobra dan mengenakan dua sumping dan jamangan. Biasanya topeng ini orang kenakan dengan cara yang berbeda tergantung pada tarian dan penarinya.

Tarian ini diiringi oleh dua lagu, yaitu Sarung Ilang dan Gonjong. Sebagai sebuah aliran tari, Tari Topeng sudah sangat tua. Tari ini sudah ada sejak masa Kerajaan Jenggal berkuasa, yakni antara abad ke-10 hingga abad ke-11 Masehi.

Perlu Anda ketahui bahwa ada 5 jenis topeng yang digunakan dalam tarian ini. Nama kelima topeng ini berasal dari bahasa Wanda yang berarti “lima wujud”. Nama Panca Wanda sendiri merupakan metafora untuk tahapan kehidupan seseorang, dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Cerita tari ini akan berubah-ubah tergantung dari topeng yang dikenakan oleh para penarinya. Tari Topeng memiliki banyak jenis tarian, seperti:

Topeng Panji

Saat para penari mengenakan topeng ini, mereka akan bergerak dengan perlahan. Karena tarian ini menunjukkan tahap kehidupan yang disebut masa muda.

Topeng Samba

Tarian ini menunjukkan tahap kehidupan yang disebut masa muda. Tari ini bercerita tentang bagaimana masa kanak-kanak merupakan masa dalam kehidupan ketika manusia masih penuh rasa ingin tahu dan keaktifan.

Topeng Rumyang

Dalam siklus kehidupan manusia, tarian ini menunjukkan proses menjadi dewasa. Dalam tarian ini, para penari mengenakan topeng yang seluruhnya berwarna merah untuk menunjukkan bahwa mereka telah dewasa. Gerakan-gerakan dalam tarian ini juga terlihat semakin mantap seiring berjalannya waktu, yang merupakan tanda bahwa mereka telah tumbuh dewasa.

Pemakaian Topeng

Tarian ini menunjukkan tahap paling dewasa dalam kehidupan seseorang. Tarian ini menceritakan tentang seseorang yang telah tumbuh dewasa dan menjadi lebih mantap, mencapai puncak pertumbuhan.

Topeng Pengembara atau Topeng Rahwana

Tarian ini menceritakan kisah Ramayana dari sudut pandang tokoh Rahwana. Terdapat banyak kesamaan antara topeng dan Kelana dalam cerita Panji.

Tari Ronggeng Gunung

Tari ini merupakan tarian lama dari daerah Pangandaran, Jawa Barat. Tarian ini banyak berhubungan dengan pertunjukan kesenian Ronggeng. Tari ini telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu dan sekarang disebut Ronggeng Gunung, Ronggeng Kaler, dan Ronggeng Amen dalam pertunjukan kesenian Ronggeng.

Bentuk tarian ini yang pertama kali dikenal adalah Tari Ronggeng Gunung. Tari Ronggeng Gunung mendapatkan namanya dari pegunungan di Pangandaran, tempat asal tarian ini. Jenis Ronggeng Gunung berikutnya adalah Ronggeng Kaler.

Ronggeng Kaler biasanya ditarikan oleh dua orang penari, dengan alunan gamelan dan kliningan sebagai pengiring. Ronggeng Kaler umumnya dilakukan pada acara-acara seperti pernikahan atau khitanan.

Pada saat yang sama, Ronggeng Amen juga melibatkan penonton dalam pertunjukannya. Biasanya, penonton dapat ikut menari bersama penari Ronggeng. Lagu-lagu yang mengiringi Ronggeng Amen tidak harus kliningan, bisa juga dangdut.

Tari Ronggeng Gunung dulunya dilakukan pada saat prosesi keagamaan, tetapi sekarang lebih sering dilakukan sebagai bentuk hiburan pada pesta-pesta dan acara lainnya.

Tari Jaipong

Seperti yang telah disebutkan, Jaipong merupakan tarian Jawa Barat yang paling terkenal. Tari Jaipong sudah ada sejak tahun 1976. Tari ini diciptakan oleh H. Suwanda dari Karawang, Jawa Barat.

Beberapa kesenian tradisional masyarakat Karawang yang digunakan dalam Tari Jaipong adalah wayang golek, ketuk tilu, topeng banjet, dan pencak silat. Tari, tepak kendang, aransemen, dan penulisan lagu semuanya mengalami perubahan pada tahun 1979.

Irama jaipong cepat dan menggairahkan. Alat musik seperti kecrek, genta, dan kendang sering dimainkan saat tari Jaipong dilakukan. Dalam Tari Jaipong, ada beberapa langkah, yaitu:

Pembukaan

Ini adalah langkah pertama dalam Tari Jaipong. Untuk memulai gerakan tari ini, para pemain biasanya akan berputar mengelilingi panggung. Para penari akan memainkan selendang di leher mereka saat mereka berputar mengelilingi panggung.

Pencurian

Musik akan bergerak cepat dalam gerakan ini. Karena itu, langkah tari juga akan cepat pada bagian ini. Ketika orang-orang menonton aksi Pencukan, biasanya mereka akan lebih bersemangat.

Ketika para penari melakukan gerakan-gerakan ini, mereka akan melakukan gerakan-gerakan patah-patah. Meskipun demikian, para penari tetap melakukan gerakan-gerakan ini dengan cepat.

Mincid

Penari dapat menggunakan gerakan ini untuk membantu mereka berpindah dari satu gerakan ke gerakan berikutnya. Sebagian besar waktu, gerakan ini muncul setelah gerakan Ngala.

Tari Merak

Tari ini diciptakan oleh Rd. Tjetje Somantri, yang berasal dari Kota Bandung, Jawa Barat. Tari Merak pertama kali orang tampilkan pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Tari Merak merupakan perpaduan berbagai aliran tari daerah Sunda.

Gerakan tari ini menyerupai burung merak jantan. Sementara itu, Tari Merak mengiringinya dengan gamelan. Macan Ucul sering kali menjadi lagu yang mengiringi Tari Merak. Jadi, tari merak memiliki makna sakral, anggun, dan dapat mempersatukan orang.

Tari Sampiung

Tari tradisional Jawa Barat ini memainkannya dengan alat musik yang merupakan Tarawangsa. Tarawangsa merupakan jenis alat musik yang memainkannya dengan cara menggesek-gesekkan. Kecapi kecil merupakan salah satu alat musik yang memainkannya bersama Tari Sampiung, selain Tarawangsa.

Tari Sampiung sering menampilkannya pada acara adat seperti Pesta Panen, Rebo Wekasan, Ngaruat, dan Seren Taun. Pertunjukan tari Sampiung melakukannya di tempat-tempat kecil dan tertutup seperti pendopo.

Tari Boboko Mangkup

Boboko atau kotak besar gunanya sebagai alat peraga dalam tarian adat ini. Boboko merupakan tanda kehidupan dalam tarian ini. Karena boboko merupakan tempat makan nasi bagi masyarakat Sunda.

Saat penari mulai melakukannya, Boboko ini akan berbaringkan telentang. Hal ini maksudnya untuk menunjukkan betapa sulitnya kehidupan di lingkungan tersebut. Ada 12 penari dalam pertunjukan ini: 5 perempuan, 6 anak-anak, dan 1 laki-laki.

Penutup: Tari Jawa Barat 

Sebagai penutup, tari Jawa Barat bukan hanya sekadar sebuah pertunjukan, tetapi juga sebuah warisan budaya yang penuh makna dan keindahan. Gerakan yang anggun, musik tradisional yang harmonis, dan kostum yang memukau, semuanya menyatu untuk menciptakan pengalaman visual yang luar biasa. Setiap tarian menggambarkan cerita, tradisi, dan filosofi hidup masyarakat Jawa Barat yang sarat akan nilai-nilai luhur. Dalam dunia yang semakin modern ini, melestarikan tari Jawa Barat menjadi penting untuk menjaga identitas budaya yang kaya. Sebagai bentuk ekspresi seni yang tak lekang oleh waktu, tari ini akan terus berkembang, menyambut masa depan dengan bangga sembari tetap menghormati akar tradisinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *