Pendahuluan: Tarian Nusa Tenggara Barat
Dreamhub – Tarian Nusa Tenggara Barat. Saat menyaksikan tari Nusa Tenggara Barat (NTB), Anda akan melihat sesuatu yang unik dan menarik. Setidaknya ada 10 tarian NTB yang masih mementaskannya hingga saat ini.
Tari-tarian ini masyarakat tampilkan sebagai bagian dari pertunjukan seni, acara budaya, dan bahkan untuk wisatawan. Berikut ini adalah daftar 10 tarian klasik NTB dari berbagai sumber.
Tari Lenggo
Tari Lenggo berasal dari Bima, NTB, dan terkenal juga dengan sebutan Mpaa Lenggo. Adapun tari ini telah Kerajaan Bima wariskan.
Ada empat orang perempuan dan empat orang laki-laki yang membawakan lenggo. Mereka semua mengenakan pakaian adat dari Kota Bima. Lenggo sering Masyarakat lakukan untuk menyambut kedatangan orang penting.
Tari Oncer
Tari Oncer terdiri dari tiga bagian yang masing-masing menceritakan kisah tentang perang. Bagian pertama menceritakan tentang perang. Bagian 2 dan 3 menceritakan tentang apa yang terjadi setelah perang. Mengakhiri tarian dengan penampilan gendang beleq.
Tari Tandang Mendet
Tari Tandang Mendet sudah ada sejak zaman Kerajaan Selaparang. Adapun tari ini berkisah tentang seorang pria yang sedang berperang.
Untuk melakukan tarian ini, Anda perlu memegang tongkat, kelewang (pedang), dan perisai. Banyak orang di daerah Sembalun yang melakukan tarian ini.
Tari Pakon
Tari rakyat yang merupakan Pakon yang melakukannya untuk membantu orang sakit yang tidak dapat tersembuhkan dengan obat-obatan. Baik pria maupun wanita menarikan tarian Pakon sebagai cara untuk menyalurkan kekuatan yang dapat menyembuhkan orang. Orang-orang di Lenek, Lombok Timur, sering melakukan Tari Pakon.
Tari Gandrung Sasak
Tari ini tidak hanya melakukannya di Lombok, tetapi juga di Bali dan Banyuwangi. Biasanya yang melakukan ini adalah wanita yang berjalan mengelilingi panggung sambil memegang kipas di tangan mereka dan mencari pria untuk diajak berdansa. Kipas kemudian menepuk punggung pria untuk mengajak mereka berdansa bersama.
Tari Tandak Gerok
Tari Tandak Gerok ini banyak kelompok yang bawakan, seperti petani, nelayan, seniman, dan lain-lain yang menunjukkan cara bekerja sama. Adapun tari ini merupakan cara masyarakat Lombok Timur untuk menunjukkan kebahagiaan dan persatuan.
Tari Buja Kadanda
Tari Buja Kadanda adalah tarian tradisional dari Bima yang menggambarkan pertarungan dua prajurit menggunakan tombak dan perisai. Tarian ini pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh orang-orang luar Kerajaan. Dalam pertunjukannya, Buja Kadanda melibatkan tongkat dengan rumbai bulu ekor kuda di ujungnya. Tarian ini bertujuan untuk mengenang para pahlawan yang telah berjuang untuk melindungi tanah air.
Tari Nguri
Kebebasan masyarakat NTB ditunjukkan oleh Tari Nguri yang dibawakan oleh kelompok wanita. Tari ini merupakan persembahan dan cara untuk menyambut teman atau orang penting.
Gerakan tari yang ramah dan terbuka ini menunjukkan bagaimana masyarakat Sumbawa yang ditunjukkan melalui gerakan tari yang indah. Sekelompok wanita menari Nguri yang gerakannya indah. Tari ini menggunakan rok panjang, baju atau among pene, dan cipo cila (penutup kepala).
Tari Peresean
detikTravel menyebutkan bahwa Tari Peresean merupakan salah satu cara kaum pria untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah lelaki. Ada pertarungan antara dua orang pria untuk melihat siapa yang paling jantan.
Dua orang pria Sasak dewasa menarikan Tari Peresean. Kedua petarung memegang tongkat berbilah rotan di tangan mereka. Orang yang bertarung disebut pepadu, dan mereka menggunakan kulit kerbau tebal untuk melindungi tubuh mereka. Nama perisai ini adalah Ende.
Tari Wura Bongi Monca
Tari Wura Bongi Monca dari Bima, NTB merupakan salah satu tarian yang mereka persembahkan. Orang-orang datang ke Bima dan melakukan tarian ini untuk menyambut mereka.
Tari ini melibatkan sekelompok wanita yang bergerak anggun sambil menaburkan beras kuning di tanah sebagai tanda penghormatan dan harapan. Istilah “Wura Bongi Monca” sendiri berasal dari bahasa Bima, yang berarti “menaburkan nasi kuning”.
Penutup: Tarian Nusa Tenggara Barat
Tarian Nusa Tenggara Barat adalah cerminan kekayaan budaya yang tak ternilai, menggambarkan kehidupan, tradisi, dan nilai luhur masyarakatnya. Setiap gerakan, kostum, dan irama musik yang mengiringi tarian ini menyimpan cerita yang patut dilestarikan.
Dengan mengenal dan melestarikan tarian ini, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkenalkannya ke generasi mendatang dan dunia internasional. Oleh karena itu, mari jadikan tarian ini sebagai inspirasi untuk mencintai keberagaman budaya Indonesia yang begitu mempesona.
Semoga upaya pelestarian ini terus menguatkan jati diri bangsa dan menghidupkan semangat kebanggaan terhadap seni budaya Nusantara.