Pendahuluan: Tarian Khas Maluku
Dreamhub – Tarian Khas Maluku. Di Pulau Maluku terdapat dua provinsi, yaitu Maluku dan Maluku Utara. Pulau di bagian timur Indonesia ini memiliki banyak sekali kekayaan budaya dan alam. Ibu kota Maluku adalah Ambon, sedangkan ibu kota Maluku Utara adalah Ternate. Selasa, 5 Oktober 2019.
Pulau Maluku sendiri memiliki banyak sekali kekayaan budaya, seperti tarian dan lagu daerah, pakaian, bahasa, dan adat istiadat yang sudah menjadi bagian dari budaya daerah tersebut. Baiklah, kali ini kita akan membahas 11 tarian khas Pulau Maluku. Silakan baca tulisan berikut ini.
Tarian Khas Maluku
Tari Yerik
Tari Yerik yang berasal dari Maluku ini merupakan tarian asli pertama. Tarian ini memiliki pesan untuk Tuhan: agar kita selalu aman saat terjadi hal buruk, agar perang segera berakhir, dan agar hujan segera turun setelah musim kemarau yang panjang. Irama dan alunan musik mengiringi tarian ini.
Saureka-Reka
Gerakkan tubuhmu Oh, Saureka! Tari Gaba-gaba adalah nama lain dari Tari. Adapun tari ini berarti “pelepah sagu.” Tari ini bergerak dengan cara yang mirip dengan permainan tradisional Jawa Engklek. Namun, tarian ini berbeda karena Anda harus melompat untuk menghindari gaba-gaba.
Oh, Saureka! Empat wanita dan empat pria membentuk delapan penari yang membawakan tarian ini. Para penari wanita adalah penari utama sehingga tidak ada gaba-gaba. Empat penari pria menghentakkan gaba-gaba secara bersamaan. Tari ini mengharuskan penari untuk bergerak cepat untuk menghindari segala sesuatu yang menghalangi jalan mereka. Ukulele dan tifa adalah dua alat musik tradisional yang sering memainkannya bersama dengan tarian ini.
Tari Lenso
Tari Lenso, yang namanya berarti “selendang,” adalah tarian tradisional dari Maluku. Inti dari tarian ini adalah untuk membantu orang menemukan pasangan. Artinya, tari Lenso juga dapat menganggapnya sebagai cara bagi para wanita dan pria untuk bertemu orang baru dan menjadi lebih dekat.
Cakalele
Tari Cakalele merupakan jenis tari perang yang pria dan wanita lakukan. Tari tradisional Maluku ini merupakan tari perang sekaligus cara untuk menyambut kedatangan teman dan mengadakan perayaan adat.
Pakaian adat Maluku berwarna merah dan kuning yang menyerupai parang dan perisai, atau salawaku, para pria yang menari perkenalkan. Pakaian adat Maluku untuk para penari wanita sebagian besar berwarna putih, dan mereka membawa sapu tangan atau lenso (selendang) di kedua tangan.
Katreji
Tari Katreji merupakan jenis tari kelompok. Tari ini biasanya dilakukan saat seorang pemimpin baru dilantik di Maluku. Bisa jadi kepala kota, bupati, atau gubernur. Sejarah menyebutkan bahwa tari Katreji merupakan perpaduan dari dua budaya yang berbeda: Maluku dan Eropa.
Gumatere
Tari keenam yang akan kita bahas adalah tari Gumatere yang berasal dari Morotai, Maluku Utara. Adapun tari yang melakukannya adalah laki-laki dan perempuan ini bertujuan untuk memohon pertolongan atas kejadian alam atau masalah yang sedang terjadi.
Tari Gumatere umumnya ditarikan oleh tiga belas hingga tiga puluh orang penari. Para penari laki-laki membawa pedang dan pentungan. Sedangkan para penari perempuan menggunakan lenso.
Bambu Gila
Tari Bambu Gila merupakan tarian khas Maluku selanjutnya. Hal ini berasal dari Ternate, Maluku Utara. Tari tradisional ini dianggap memiliki unsur magis. Adapun tari ini dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana masyarakat Maluku bekerja sama dalam satu kelompok.
Poco-Poco
Tari Poco-poco yang mulai populer pada tahun 2000-an merupakan tarian Maluku yang paling terkenal di Indonesia. Di beberapa sekolah pada tahun itu, tari Poco-poco juga dilakukan sebagai salah satu bentuk senam. Seorang pria asal Ambon, Maluku, bernama Arie Sapulette menciptakan lagu Poco-poco yang mengiringi tarian ini.
Karena begitu terkenalnya, tarian Poco-poco hingga kini masih sering dijadikan tarian senam oleh kalangan militer dan masyarakat biasa di banyak tempat.
Tide-tide
Tari Maluku selanjutnya disebut Tari Pasang Surut. Tari ini berasal dari Halmahera Utara, Maluku Utara. Menurut sejarah, tarian ini pertama kali ditarikan oleh para pemuda dan pemudi Halmahera Utara saat pesta adat atau acara hiburan. Setelah itu, masyarakat Maluku tetap melestarikan tarian ini hingga sekarang.
Dengedenge
Tari Dengedenge berasal dari Halmahera Utara, Maluku Utara. Tari ini sering dilakukan pada acara pernikahan. Adapun tari ini ditarikan oleh kelompok pria dan wanita. Syair-syair dialek Maluku, seperti pantun, mengiringi gerakan para penari. Bagian terpenting dari tari Denge-denge adalah saat para pria dan wanita mengucapkan janji suci untuk terus menari pada tingkatan yang lebih tinggi.
Tari Soya-Soya
Tarian lain yang masih masyarakat Maluku lakukan adalah tari Soya-soya. Tari ini masyarakat lakukan untuk menyambut kedatangan orang penting saat berkunjung ke Maluku. Pada awalnya, tari Soya-soya masyarakat lakuka untuk menyambut kembali pasukan yang baru saja selesai berperang.
Setelah Sultan Khairun, sultan kerajaan Ternate sekaligus ayah Sultan Baabullah, gugur dalam peperangan melawan Portugal, Sultan Baabullah membuat tarian ini untuk memberikan semangat kepada para pria kerajaan.
Pendahuluan: Tarian Khas Maluku
Tarian Khas Maluku tidak hanya memukau dengan gerakan yang anggun, tetapi juga mengandung makna mendalam yang mencerminkan kekayaan budaya daerahnya. Setiap tarian adalah representasi dari sejarah, adat, dan semangat kebersamaan masyarakat Maluku yang patut untuk masyarakat lestarikan.
Dengan memahami dan mengapresiasi tarian khas Maluku, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memperkenalkan keindahan tradisi ini kepada dunia. Mari bersama-sama menjaga dan meneruskan tradisi ini agar generasi mendatang tetap mengenal dan bangga dengan kekayaan budaya Indonesia.
Selamat melestarikan seni tari, dan semoga semangat kebudayaan Maluku terus hidup di setiap langkah kita.