Menhir

Menhir

Penutup: Menhir

Dreamhub.id – Menhir dan dolmen merupakan peninggalan kebudayaan dari era megalitikum. Era Megalitikum yang juga merupakan era “pertempuran” adalah era ketika manusia dapat membuat dan menghasilkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar. Meskipun Megalitikum berkembang dari akhir zaman Neolitikum hingga zaman Perunggu. Pada Megalitikum masyarakat sudah menunjukkan kepercayaan pada tingkat terendah dan tertinggi yang berarti kepercayaan terhadap nenek moyang.

Kelompok Megalitikum adalah tugu atau tiang yang terbuat dari batu yang melambangkan arwah nenek moyang yang terkenal dengan sebutan menhir. Kata “menhir” berasal dari bahasa Celtic, dimana “men” berarti “pohon” dan “hir” berarti “panjang”. Jadi, artefak selanjutnya adalah pohon paling bawah. Dalam hal ini benda Megalitikum dapat berupa suatu batuan tunggal (monolit) atau sekumpulan batuan yang pecah dan jatuh ke tanah di atas pepohonan.​​ Ukuran menhirnya bisa sangat berbeda-beda, tetapi biasanya berakhir meruncing ke atas.​ Dalam sistem kepercayaan animisme, menhir merupakan tempat bertemunya arwah nenek nenek moyang dan anaknya secara licik.​​ Nah, lewat tongkat estafet ini mereka membuat suatu arwah yang tidak bersifat kakek-nenek.

Fungsi Menhir

  • Sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang
  • Sebagai tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal 
  • Sebagai tempat menampung kedatangan roh 
  • Sebagai penolak bahaya yang Mengancam 

Lokasi Penemuan

Tempat-tempat yang dapat orang kunjungi tersebar luas di wilayah Afrika, Asia, dan Eropa saat ini terkenal. Sekitar 50.000 menhir yang ada di Eropa Barat, terutama di Irlandia dan Inggris. Selain itu, terdapat 1.200 menhir di lautan terbuka sekitar Prancis. Ada banyak sekali daerah yang punah di Indonesia. Beberapa di antaranya di Sumatera Barat, Pasemah (Sumatera Selatan), Panggungharjo (Lampung), Kosala dan Lebak Sibedug, Leles, Karang Muara, Cisolok (Jawa Barat), Yogyakarta, Pekauman Bondowoso (Jawa Timur), Orunyan dan Sembiran (Bali), serta Belu (Timor). Sejak zaman Sumatera Barat, menhir adalah tanda kubur dan meletakkannya di bukit-bukit atau di lereng-lereng gunung. Pemikiran Minangkabau menyebut menhir sebagai “mejan” yang bisa menyamakannya dengan nisan. Ketinggian pohon muda di Sumatera Barat berbeda-beda. Ada yang rendah (50-75 cm), sedang (75-125 cm), dan tinggi (125-400 cm).

Bentuk Menhir

Beberapa menhir memiliki pahatan dengan menampilkan berbagai pola hiasan, seperti muka manusia, binatang, atau sulur. Anda bisa menemukan menhir di Pasemah, Karangdalam, dan Tegurwangi di Sumatera Selatan. Di Pasemah terdapat yang tersusun berkelompok maupun sendiri-sendiri, bentuknya seperti temu gelang, persegi empat, atau bujur sangkar. Bersama peninggalan Megalitikum lainnya, seperti dolmen dan peti kubur batu, menhir ini terkenal sekarang. Di Karangdalem ditemukan adanya dataran setinggi 1,6 meter yang terletak di bagian atas tanah.​​​​ Sebaliknya di Tegur Wangi banyak menhir polos dengan tinggi maksimal 1,5 meter di dekat dolmen, patung, dan peti kubur batu.

Selain zaman batu, ada juga pembabakan universal yang terjadi seiring dengan berkembangnya zaman satu benua. Misalnya, di Eropa utara, periode waktu yang berbeda disebut kuno, periode, baru, dan modern. Ada juga orang yang membangun dunia berdasarkan kebangkitan satu kerajaan.​​​​​ Misalnya, di Tiongkok, orang membangun negara berdasarkan nama nenek moyang mereka: Shang, Chou, Chin, Han, Sui, Tang, Mongol, Ming, dan Manchu.

Peningkatan peradaban manusia pada zaman Megalitikum harus dilakukan pada semua sektor kehidupan manusia. Misalnya, seni memiliki pembabakan sendiri, begitu juga dengan bidang ekonomi, teknologi, dan bidang lainnya.

Penutup

Pada mulanya, raksasa batu-batu yang berdiri kokoh di berbagai penjuru dunia menyimpan cerita dan misteri dari masa lampau. Ini membuat jendela waktu yang membawa kita kembali ke era nenek moyang, membuka tabir tentang kepercayaan, ritus, dan budaya mereka.

Belajar menhir bukan sekedar tentang belajar agama, tetapi belajar tentang hal ini juga merupakan mempelajari bagaimana orang hidup dan berperilaku di zaman modern. Setiap menhir memiliki ceritanya sendiri, dan dengan mengungkap makna di baliknya, kita bisa melihat banyak hal tentang orang-orang masyarakat kuno, kepercayaan, dan hubungan sosial mereka. Demikian artikel ini, semoga bermanfaat bagi Anda. tunggu update selanjutnya yah! Terimakasih!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *