Pendahuluan: Tarian Tradisional Sumatera Barat
Dreamhub – Tarian Tradisional Sumatera Barat. Jika Anda berlibur ke Sumatera Barat, di sisi lain, Anda akan melihat berbagai jenis tarian. Ada kualitas dan ide unik di balik setiap tarian. Tentu saja, jika Anda menyukai budaya, itu akan sangat menarik.
Tari yang terkenal di Indonesia adalah Tari Piring, yang berasal dari Sumatera Barat. Memang, masih banyak jenis tarian lain yang juga indah untuk dilihat. Coba lihat daftar tarian Sumatera Barat berikut ini:
Tarian Tradisional Sumatera Barat
Tari Piring
Salah satu masyarakat paling terkenal dari Ranah Minang adalah Tari Piring, seperti yang telah kami sebutkan. Tari ini berasal dari Kota Solok, Sumatera Barat.
Bagian-bagian gerakannya indah, dan ide di baliknya juga sangat menarik. Orang-orang telah menari dengan cara ini sejak tahun 1100-an. Pertama kali masyarakat menggunakannya untuk menghormati dewa-dewa seperti Dewa Padi. Seiring berjalannya waktu, tarian ini menjadi hal yang menyenangkan untuk dilakukan.
Tarian ini memiliki piring sebagai salah satu bagiannya, sesuai dengan namanya. Umumnya, jumlah penarinya ganjil, mulai dari tiga hingga tujuh orang.
Tari Lilin
Bersama dengan Tari Piring, Tari Lilin juga terkenal di banyak daerah di Indonesia. Di masa lalu, tarian ini hanya melakukannya pada malam hari dan di lingkungan istana. Hiasannya adalah lilin, dan piring kecil sering menggunakannya untuk mengiringinya.
Tujuan awalnya adalah untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas hal-hal baik yang terjadi. Namun, kini semakin banyak orang yang dapat menikmatinya dan menggunakannya untuk menghidupkan ritual adat. Tari ini juga merupakan tarian untuk menyambut orang-orang penting. Karena penari akan berusaha menjaga nyala api agar tetap menyala, tarian ini menjadi sangat menarik dan unik. Ditambah dengan alunan musik khas Minangkabau, tarian ini menjadi semakin indah.
Tari Payung
Tari Payung merupakan tari selanjutnya. Adapun melakukan tari secara berpasangan. Pria menari dengan payung, dan wanita menari dengan selimutnya. Orang pertama yang melakukan tari payung ini masih belum diketahui. Tari ini pertama kali muncul sekitar tahun 1600 Masehi.
Berdasarkan maknanya, tarian ini menunjukkan rasa cinta atau pembelaan terhadap pasangan. Selendang merupakan ikatan suci dan payung merupakan tanda keselamatan. Tahun 1960-an juga merupakan masa yang penting bagi tarian ini.
Tari payung sering masyarakat gunakan sebagai pembuka acara atau sebagai hiburan pada acara-acara adat saat ini. Sebuah lagu Minangkabau yang berjudul “Babenda-bendi ke Sungai Tanang” sering memutar saat pertunjukan Tari Payung.
Tari Indang
Masyarakat Sumatera Barat, khususnya Pariaman, juga gemar menarikan Tari Indang, yang juga terkenal dengan nama Tari Dindin Badindin. Tari ini dulunya orang guankan untuk membantu penyebaran agama Islam di negeri Minangkabau.
Tari Indang ini masih banyak digunakan untuk berbagai acara suci Islam. Seperti Upacara Tabuik, pengajian, atau acara lainnya. Tari ini sering dilakukan dengan diiringi alunan salat Nabi atau tulisan yang mengajarkan ajaran Islam. Jumlah penarinya pun tidak selalu sama, terkadang mencapai 25 orang. Sekilas, tarian ini mirip dengan Tari Saman, tetapi lebih cepat dan lebih semarak.
Tari Baralek Gadang
Tari Baralek Gadang menunjukkan bagaimana masyarakat Sumatera Barat menjalani kehidupan sehari-hari. Termasuk kegiatan di rumah dan bekerja di ladang. Itulah sebabnya gerakannya pun sangat berbeda.
“Pesta Besar” adalah nama tarian ini dalam bahasa Minang. Tari ini sering orang tampilkan sebagai hiburan pada acara pernikahan dan acara besar lainnya. Tak jarang, tarian ini juga menggunakannya untuk menyambut orang-orang penting yang datang ke Ranah Minang.
Tari Rantak
Tari Rantak merupakan salah satu tarian khas Minangkabau. Gerakannya terinspirasi dari tari pencak silat masyarakat Minangkabau. Alhasil, gerakannya sangat cepat dan tajam. Hal ini membuatnya sangat menarik untuk ditonton dan sering kali membuat orang terkesima.
Tarian ini dulunya masyarakat gunakan untuk menghormati panen padi dan memohon hujan dari Tuhan. Namun, kini tarian ini menjadi hiburan di banyak acara budaya, upacara, dan bahkan pernikahan. Selain sebagai acara hiburan, Tari Rantak juga menjadi cara untuk menjaga pencak silat Minangkabau agar tidak luntur seiring waktu. Jika Anda menonton tarian ini, bersiaplah untuk terkesima dengan betapa cepat dan beragamnya gerakan para penari.
Tari Pasambahan
Sebaliknya, Tari Pasambahan menggunakannya untuk menyambut tamu atau memulai suatu acara. Sebagai tanda dari tuan rumah, tujuannya adalah untuk menghormati tamu yang datang dengan niat baik.
Tari ini ditarikan oleh pria dan wanita secara berkelompok. Biasanya, jumlahnya ganjil. Sebelas pria dan enam wanita merupakan 17 penari yang biasanya membawakan Tari Pasambahan.
Biasanya, carano atau wadah logam kuningan digunakan sebagai pelengkap dalam acara adat Minang. Biasanya ada berbagai macam alat untuk mengunyah sirih di dalam carano, seperti sirih, tembakau, kapur, gambir, dan masih banyak lagi.
Tari Alang Babega
Alang Babega merupakan tarian lain dari Sumatera Barat yang bertemakan burung elang. Tarian ini dilakukan saat burung elang hendak terbang atau saat hendak menangkap mangsanya. Gerakan-gerakan yang dilakukan dapat dikatakan sederhana dan mudah dipelajari karena gerakan-gerakan tersebut.
Gerakan tari yang bertemakan burung merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat yang besar terhadap alam. Oleh karena itu, tari ini juga sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya, tradisi, dan pertunjukan di berbagai negara.
Dalam Tari Alang Babega, jumlah penari selalu genap, mulai dari dua hingga enam orang atau lebih. Ukuran acara juga penting. Para penari mengenakan pakaian berwarna cerah yang umum di Sumatera Barat. Hal ini membuat pertunjukan terlihat lebih menarik.
Tari Tempurung
Piring, lampu, dan payung digunakan sebagai alat peraga dalam tarian lainnya. Dalam kesenian ini, batok kelapa digunakan sebagai gantinya. Nagari Batu Manjalur merupakan tempat pertama yang menampilkan tarian ini pada tahun 1952.
Ide di balik tarian ini adalah agar orang-orang selalu melakukan hal-hal yang baik, tidak memberontak, dan melakukan hal-hal yang buruk sesedikit mungkin. Sekarang, orang-orang memainkannya sebagai bentuk hiburan dalam acara pernikahan dan acara kenegaraan.
Pakaian adat Minang yang disebut Baju Taluak Balango adalah pakaian yang dikenakan para penari. Warnanya umumnya hitam dengan bagian bawah berwarna kuning keemasan. Namun terkadang ada warna yang lebih cerah.
Tari Randai
Saat ini, Tari Randai lebih banyak orang gunakan untuk menyambut tamu dan menyelenggarakan acara pernikahan, antara lain. Pencak silat, musik, lagu, akting, dan tari gaya Minang semuanya tercampur menjadi satu sehingga menjadi bentuk yang sangat rumit.
Pada awalnya, tarian ini gunanya untuk mengajarkan pelajaran yang baik dalam berbagai cerita rakyat. Sekarang, tarian ini menjadi tontonan umum untuk dinikmati.
Penutup: Tarian Tradisional Sumatera Barat
Tarian Tradisional Sumatera Barat adalah cermin kekayaan budaya yang penuh dengan keindahan gerakan dan makna. Setiap langkah dan irama dalam tarian ini menggambarkan sejarah, nilai, dan tradisi yang telah turun-temurun wariskan. Dengan melestarikan dan mengenalkan Tarian Tradisional Sumatera Barat, kita turut menjaga identitas budaya bangsa dan membanggakan warisan leluhur. Mari terus dukung seni dan budaya daerah agar tetap hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman. Tarian ini bukan hanya hiburan, tetapi sebuah cerita yang menghubungkan masa lalu dan masa depan.