Strategi Cegah Anak Konsumsi Gula Reguler secara Berlebihan

DreamHub.id – Terlalu melarang anak mengonsumsi makanan manis, boleh nggak sih? Halo, Happy Health! Untuk para Happy Health yang digunakan telah memiliki anak pastinya sangat concern terhadap makanan yang dikonsumsi oleh si buah hati.

Sebagai orang tua pun rasanya tidaklah tega apabila terlalu berbagai melarang, terlebih lagi melarang makan makanan tertentu untuk dikonsumsi anak, salah satunya gula reguler. Padahal, mengonsumsi gula reguler secara berlebih dapat memberikan dampak buruk pada tubuh anak, bahkan yang mana paling parah menyebabkan gagal ginjal dan juga penyakit gula dini. Lalu, bagaimana cara memuaskan nafsu makan anak tanpa menghasilkan kadar gula anak melambung tinggi?

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi tentang cara maintain kadar gula pada tubuh anak. Bersama Agatha Suci, Jeffry, sang Ahli Gizi Mikayla, dan juga Dokter Spesialis Anak dr. Ria Yoanita, Sp.A akan bersama-sama mendiskusikan tips serta pengalaman di memberikan makanan sehat berkadar gula rendah.

Penting Bagi Orang Tua untuk Mengetahui Kandungan Makanan
Di zaman sekarang, makanan sangat beragam dilihat dari bentuknya, rasanya, cara pengolahannya, kemudian substansi yang tersebut digunakan. Kita sebagai orang tua harus pintar memilih makanan, khususnya cemilan yang tersebut umumnya sangat disukai anak. Kita boleh memberikan cemilan pada anak, tetapi dengan catatan tetap memperlihatkan harus sehat kandungannya. Banyak sekali makanan kekinian yang digunakan dicampur berbagai macam bumbu yang mana kita sendiri bukan tahu komposisi apa cuma yang dimaksud terkandung di area dalamnya.

Oleh lantaran itu, penting untuk mengetahui komposisi pada makanan teristimewa makanan kemasan berlabel. Harus diperhatikan apakah komposisinya telah tepat untuk dikonsumsi anak atau tidak.

Penyebab Penyakit Diabetes Melitus
Dr. Ria Yoanita mengatakan, jikalau kita konsumsi gula atau karbohidrat yang tersebut berlebih juga bukan sesuai dengan batasannya, maka nantinya akan menumpuk di tempat di darah. Ketika telah menumpuk, hormon insulin yang tugasnya mengontrol gula pada tubuh akan bekerja lebih lanjut berat, pankreas yang bertugas mengeluarkan hormon insulin juga akan kewalahan. Jika hal yang dimaksud terus-terusan terjadi akan menyebabkan penyakit, salah satunya penyakit gula melitus.

Gaya hidup juga berpengaruh pada kebugaran tubuh kita. Gaya hidup yang mana jarang bergerak, terlalu banyak scroll sosial media sambil rebahan, dan juga jarang beraktivitas pergi dari rumah tentunya sangat tidak ada bagus untuk kebugaran kita. Jadi, pola makan kemudian pola hidup memang benar saling mempengaruhi. Hal yang disebutkan tidaklah berlaku hanya sekali untuk orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Dr. Ria Yoanita juga mengatakan, semakin banyak gula yang mana dikonsumsi, semakin tinggi pula resiko munculnya penyakit diabetes.

Tipe-Tipe Diabetes
Menurut dr. Ria Yoanita, penyakit gula pada anak yang tersebut selama ini ditemuinya terbagi menjadi dua tipe. Yang pertama sebab pankreas yang mana tiada sanggup memproduksi hormon. Yang kedua lantaran kesalahan-kesalahan pola makanan, pola hidup, dan juga pola asuh yang dimaksud tidaklah tepat.

Tips Ala Mikayla si Nutritionist
Menurut Mikayla si ahli gizi sebagai bagian dari Gen Z, penting untuk aware terhadap komposisi makanan yang mana dikonsumsi dibandingkan FOMO (Fear of Missing Out) mencoba makanan-makanan yang sedang viral. Karena apabila telah terkena diabetes, kemungkinan akan susah untuk sembuh. Jadi lebih banyak baik menjaga dari daripada mengobati. Mikayla juga mengaku menghitung kadar gula makanan yang mana Ia konsumsi setiap harinya.

Mencegah Penyakit Diabetes dengan Mengonsumsi Gula Ramah
Bagaimana cara mengurangi penyakit diabetes mellitus dikarenakan mengonsumsi gula berlebih? Gula Ramah dapat menjadi pilihan yang dimaksud sangat tepat, loh, Happy Health. Mengapa demikian? Karena Gula Ramah telah dipastikan ber-Indeks Glikemik rendah, jadi tiada akan memproduksi kadar gula di tubuh kita melambung tinggi kemudian tentunya aman untuk dikonsumsi anak-anak maupun orang dewasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *