22 Februari 2025
City of Love Perpaduan Musikal juga Sinema yang mana yang dimaksud Menghadirkan Cinta Lebih Bermakna

DreamHub.id – JAKARTA – Dalam momen penuh cinta yang dimaksud bertepatan dengan Hari Valentine, pertunjukan musikal sinematik City of Love hadir untuk menghadirkan kisah romansa yang sarat makna.

City of Love mengangkat sejarah Indonesia pada era 1930-an hingga 1950-an, dikemas dengan perjalanan cinta yang tersebut menghidupkan kembali nuansa masa lalu. Hanung Bramantyo, selaku sutradara, ingin menunjukkan bahwa sejarah tiada harus membosankan apabila dipadukan dengan unsur romansa yang tersebut kuat.

Mengusung latar waktu 1930 hingga 1950, musikal sinematik ini menghadirkan detail yang tersebut sangat autentik, mulai dari kostum khas era tersebut, tata rias yang digunakan klasik, hingga desain panggung yang dimaksud menawan. Penonton juga akan dimanjakan dengan orkestra megah yang dikomposisikan oleh Tohpati, yang dimaksud pada proyek ini untuk pertama kalinya berkolaborasi dengan Hanung Bramantyo.

Sebanyak 16 lagu pilihan turut mengisi musikal sinematik ini, termasuk Cinta, Anak Jalanan, Bagaikan Langit, Lagu Cinta, juga banyak lagi.

Tak belaka itu, pengalaman menonton City of Love semakin istimewa dengan penyelenggaraan panggung berputar berdiameter 18 meter, juga enam sisi layar LED yang tersebut menyebabkan penonton masuk tambahan di ke di cerita. Ditambah lagi, layar raksasa di dalam berhadapan dengan panggung semakin meningkatkan kekuatan efek imersif yang dimaksud menghasilkan pengalaman ini terasa spektakuler.

Berbagai elemen inovatif yang disebutkan menjadikan City of Love mendapatkan apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pertunjukan panggung Indonesia dengan standar kelas dunia.

Musikal sinematik City of Love diproduksi oleh Warisan Budaya Indonesia Foundation, sebuah organisasi yang mana diketuai oleh Yanti Airlangga juga memiliki visi pada pelestarian budaya.

Bagi Hanung Bramantyo, musikal ini juga miliki arti khusus dikarenakan menjadi kesempatan baginya untuk kembali ke dunia teater, tempat ia pertama kali meniti karier sebelum terjun ke lapangan usaha film.

Hanung mengumumkan proyek ini sebagai sesuatu yang sangat personal oleh sebab itu ia dapat menggabungkan dua dunianya, teater kemudian sinema pada satu karya. Ia juga mengungkapkan rasa syukurnya melawan kepercayaan yang mana diberikan oleh Warisan Budaya Indonesia Foundation untuk mewujudkan mimpi besar ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *