DreamHub.id – JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) memutuskan menghentikan mantan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dari kader partai. Pemecatan itu secara terbuka disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
“Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi juga keluarga telah bukan lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” kata Hasto dalam Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Ibukota Indonesia Selatan, Rabu (4/12/2024).
Sebelum ini, isi pemecatan Jokowi dari PDIP memang sebenarnya kencang berembus. Melihat ke belakang, salah satu titik balik retaknya hubungan Presiden ke-7 RI dengan partai berlambang banteng yang dimaksud dapat dilihat sejak merestui Gibran mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Fakta Pemecatan Jokowi dari PDIP
1. Tak Dipecat Sendiri
Selain Jokowi, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto juga mengungkap nama lain yang tersebut mengambil bagian dipecat. Termasuk anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang digunakan sekarang ini menjabat Wakil Presiden hingga menantunya, Bobby Nasution.
Pada pernyataannya, Hasto juga menyampaikan pihak partai menilai praktik-praktik urusan politik yang mana dijalankan Jokowi dan juga keluarganya sudah ada tak sejalan dengan cita-cita partai yang tersebut telah terjadi diperjuangkan sejak era Bung Karno.
2. Hasto Singgung Kartu Tanda Anggota
Pada momen serupa, Hasto menyampaikan keanggotaan PDIP tak semata-mata dilihat dari ada atau tidaknya kartu keanggotaan tapi juga pada komitmen di memulai pembangunan peradaban hidup bernegara lalu bernegara yang dimaksud baik.
Pernyataan yang dimaksud kemungkinan besar ditujukan sebagai tanggapan terhadap Jokowi yang mana sebelumnya mengklaim masih menyimpan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP. Lebih jauh, Hasto menegaskan partai tiada akan pernah kehilangan gagasan-gagasan ideal bahwa dari seseorang rakyat biasa dapat berproses menjadi seseorang pemimpin.
Namun, ia menganggap praktik-praktik kebijakan pemerintah yang mana diadakan Jokowi lalu keluarga tentunya harus mampu menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, utamanya pada hal menjalankan disiplin partai.
3. Sudah Diduga Sejumlah Pihak
Jalan berbeda yang mana dipilih Jokowi telah terjadi membuatnya menjauh dari PDIP. Padahal, mampu dibilang namanya dulu memang benar diorbitkan partai kebijakan pemerintah (parpol) yang tersebut dipimpin Megawati Soekarnoputri itu.
Melihat ke belakang, Jokowi masuk PDIP sekitar 2004. Setelahnya, ia meraih ‘win streak’ di beragam kontestasi yang disertai dari Wali Pusat Kota Surakarta, Gubernur Jakarta, hingga Presiden RI.
Hubungan panjang Jokowi juga PDIP mulai retak menuju persiapan Pilpres 2024. Hal ini terlihat semakin jelas pada waktu ia merestui Gibran untuk forward mendampingi Prabowo Subianto.
Sejak itu, Jokowi bukan terlihat lagi di acara-acara besar partai. Tak belaka itu, PDIP juga menjadi lebih banyak rutin mengkritiknya pada berbagai kesempatan.
Melihat kondisi itu, beberapa orang pihak menduga bahwa Jokowi seharusnya sudah ada tak lagi menjadi bagian PDIP. Setelah sekian lama penasaran, akhirnya jawaban pasti muncul pada waktu Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap pemecatan Jokowi lalu anggota keluarganya dari partai.