DreamHub.id – JAKARTA – Keluarga Besar Putra Putr i (KBPP) Polri menyatakan dukungannya terhadap Nanny Hadi Tjahjanto, isteri Menko Polhukam Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, menjadi Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) periode 2024-2029.
Ketua Umum KBPP Polri Evita Nursanty, menyatakan dukungan yang dimaksud setelahnya bertemu kemudian melakukan berbagai diskusi dengan Nanny Hadi Tjahjanto di area Jakarta, Mulai Pekan (14/10/2024).
Evita meyakini Nanny Hadi Tjahjanto mampu memperjuangkan peningkatan kualitas hidup perempuan lalu pengamanan hak perempuan. Apalagi dukungan itu memungkinkan sebab Nanny Hadi Tjahjanto juga adalah keluarga Polri, sebagai anak Brimob.
“Dalam AD/ART maupun Tri Setia KBPP Polri mengamanatkan KBPP Polri akan memberikan dukungan terhadap keluarga Polri yang dimaksud sedang berkontestasi pada pemilihan dalam setiap jenjang atau bidang tertentu. Jadi KBPP Polri mengupayakan beliau untuk menjadi ketua umum Kowani, serta itu amanat AD/ART dan juga Tri Setia,” ucap Evita.
Menurut Evita, terhadap isteri mantan Panglima TNI itu, KBPP Polri telah menyampaikan berbagai masukan atau pemikiran yang digunakan bisa saja kelak diperjuangkan sebagai ketua umum Kowani. Salah satunya adalah bagaimana Kowani bisa saja mengarus-utamakan kegiatan pemberdayaan ekonomi perempuan, peningkatan kualitas hidup perempuan, peningkatan proteksi hak perempuan hingga penguatan kelembagaan di mengurusi isu perempuan.
“Sebagai Ibu Bangsa, Kowani bisa saja mengamanatkan kewajiban utama Wanita Indonesia menjadi ‘Ibu Pemberdayaan Kondisi Keuangan Bangsa dijadikan common jaringan Kowani yaitu mendekatkan perempuan ke pada penyelenggaraan ekonomi, yang dimulai dari keluarga. Hal ini sejalan juga dengan harapan pemerintahan baru untuk perkembangan perekonomian 8 persen,”kata Evita.
Evita Nursanty mengakui ada berbagai perkembangan yang digunakan cukup baik belakangan ini terkait isu-isu perempuan serta anak. Tapi harus disadari tantangan juga makin berat. Misalnya, dari sisi kualitas hidup perempuan, kita lihat fakta dalam lapangan nomor kematian ibu melahirkan masih tinggi dimana tahun 2023, Angka Kematian Ibu di area Indonesia meningkat menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dari 205 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2022). Lalu lama sekolah masih rendah, terbatasnya keterampilan juga upah kerja yang minim, perempuan di dalam legislatif masih belum mencapai kuota 30%.
Terkait pemeliharaan hak perempuan ditemukan tindakan hukum kekerasan terhadap perempuan masih tinggi, perbuatan pidana perdagangan orang khususnya perempuan untuk dieksploitasi seksual komersial juga kerja paksa masih tinggi, juga di tempat sisi lain proteksi serta pemenuhan hak-hak terhadap pekerja perempuan di area sektor informal termasuk pekerja migran masih lemah.