DreamHub.id – Anak gemar konsumsi makanan manis? Hai, hai Happy Health! Anak-anak umumnya sangat suka dengan makanan manis. Terlebih lagi, makanan manis sekarang makin beragam jenisnya. Seperti ice cream, coklat, permen, cookies, dan juga masih banyak lagi. Tapi apakah mengonsumsi makanan yang disebutkan secara berlebih adalah hal yang dimaksud bagus untuk kesehatan? Bagaimana cara kita sebagai orang tua mengatur pola makan anak agar kadar gula pada tubuh masih terjaga?
Di artikel ini, kita akan mengupas bersama-sama tips and trick menjaga pola makan serta pola hidup anak tetap memperlihatkan terjaga dengan mengonsumsi gula yang digunakan mempunyai Angka Glikemik rendah. Bersama Agatha Suci, Jeffry, Mikayla yang digunakan berprofesi sebagai influencer juga nutritionist, dan juga dr. Ria Yoanita Sp.A Dokter Spesialis Anak akan berbagi pengalaman juga pengetahuan untuk kita pada memilih makanan sehat untuk tubuh anak.
Tips Mikayla Mengatur Kadar Gula di Tubuh
Mikayla sebagai influencer lalu ahli gizi, seringkali memposting tentang gizi pada sosial medianya. Mikayla sempat memposting cuitan yang tersebut isinya mengenai temannya yang digunakan berbagai terkena penyakit hiperglikemia padahal masih berumur 24 sampai 27 tahun, tiga dalam antaranya bukanlah genetik melainkan pola hidup. Bagi Mikayla tentunya hal yang disebutkan sangat disayangkan.
Mikayla si ahli gizi yang termasuk pada Gen Z berpendapat, dibandingkan menyalahkan orang lain, kita harus lebih banyak aware dan juga mengontrol diri sendiri terhadap makanan yang tersebut kita konsumsi. Mikayla mengaku ia pun ada rasa penasaran terhadap makanan-makanan manis apalagi yang mana sedang viral, tetapi oleh sebab itu sudah ada tahu dampak jauhnya yaitu salah satunya diabetes, ia lebih besar memilih untuk aware sebab ia paham apabila telah terkena penyakit yang dimaksud akan lebih lanjut susah untuk sembuh.
Mikayla mengungkapkan jenis-jenis gula akan berpengaruh pada tubuh kita. Seperti contohnya gula pasir, gula alkohol penting untuk diketahui lantaran jenis gula yang disebutkan akan sangat berpengaruh untuk tubuh kita. Selain gula reguler tadi, ada pula jenis lain dari gula yaitu Gula Ramah. Contohnya gula lontar, gula kelapa, dan juga gula aren.
Urutan Zat yang tersebut Keluar dari Lambung
Happy Health, tahukah kamu apabila zat pada tubuh kita ada urutannya ketika mengundurkan diri dari dari lambung? Zat yang digunakan pertama mengundurkan diri dari dari lambung adalah karbohidrat. Jadi ketika kita makan makanan yang mana mengandung karbohidrat, tubuh kita akan lebih banyak cepat lapar lagi. Oleh oleh sebab itu itu, apabila kita mengonsumsi makanan berkarbohidrat harus dibarengi zat lain seperti serat juga protein.
Makanan seperti Apa yang mana Sebenarnya Harus Kita Beri pada Anak?
Di Indonesia sendiri sedang heboh mengenai hambatan malnutrisi stunting. Dr. Ria Yoanita mengatakan, dokter anak pada Indonesia sedang bekerja keras untuk memberantas stunting sehingga persentasenya berkurang hingga 14%. Jika sudah ada stunting, tinggi badannya pendek, berat badannya kurang, maka IQ-nya akan berkurang sekitar 25 sampai 30 poin dibandingkan anak yang mana tiada mengalami stunting. Terlebih lagi apabila kejadiannya di tempat 1000 hari pertama keberadaan dalam umur 0 sampai 2 tahun yang digunakan merupakan Golden Period manusia anak lantaran ukuran otak anak bertumbuh 80% volumenya di tempat 2 tahun tersebut. Sisanya 20% sampai umur 5 tahun kemudian anak mengakibatkan hal yang dimaksud hingga dewasa. Jadi, kita sebagai orang tua harus memperhatikannya dari umur 0 sampai 2 tahun.
Menurut dr. Ria Yoanita, nutrisi yang mana kita berikan pada anak harus seimbang, baik makro alias karbohidrat, protein hewani, kemudian lemak. Yang harus digaris bawahi menurut dr. Ria Yoanita, nutrisi yang dimaksud tak boleh berlebihan tetapi tiada boleh juga kekurangan.
Karbohidrat sendiri tiada belaka nasi, tetapi juga kentang ataupun ubi. Data mengenai pengganti nasi sendiri dapat kalian temukan dengan mudah pada Google kemudian mencari nilai gizi di dalam website Kemenkes. Jadi, kita akan tahu misalnya untuk mengganti nilai gizi semangkuk nasi putih.
Mengganti Gula Reguler dengan Gula Ramah
Selain memenuhi zat-zat pada atas, yang tersebut bukan kalah penting adalah mengganti gula reguler dengan Gula Ramah yang digunakan tentunya mempunyai Ukuran Glikemik rendah. Kenapa harus mengganti gula reguler dengan Gula Ramah? Karena apabila anak terlalu sejumlah mengonsumsi gula reguler yang miliki Skala Glikemik tinggi, salah satunya akan berdampak pada kebugaran gigi anak yang mana menghitam juga keropos atau yang biasa disebut karies gigi.