DreamHub.id – JAKARTA – Menteri Peluang Usaha Pariwisata juga Perekonomian Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadirkan seluruh unsur elemen pentahelix yakni akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah kemudian media untuk berkolaborasi mengembangkan pariwisata berkualitas lalu berkelanjutan.
Sandiaga menekankan pentingnya tren pariwisata yang mana semakin mengarah pada wisata yang digunakan dipersonalisasi, lokal, kemudian berskala kecil.
“Saya mengapresiasi digelarnya Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2025 ini, dengan tema yang dimaksud sesuai kondisi tren wisata ketika ini termasuk mengintegrasikan teknologi digital,” kata Sandiaga ketika Indonesia Tourism Outlook 2025 di dalam Hotel Aston Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Sandiaga menuturkan laporan World Economic Diskusi (WEF) yang dirilis pada 21 Mei 2024 menunjukkan bahwa Indonesia masuk pada 10 negara dengan kinerja TTDI terbaik sejak 2019 dengan peningkatan skor sebesar 4,5 persen.
“Indonesia saat ini berada pada peringkat ke-22 dari 119 negara di area berhadapan dengan Belgia, peringkat ke-6 di area Asia-Pasifik, juga peringkat ke-2 di dalam Asean. Keberhasilan itu merupakan hasil kolaborasi pentahelix seluruh stakeholders di dalam sektor pariwisata,” jelasnya.
Karena itu, Sandiaga mengundang untuk mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI) sebagai salah satu metamorfosis digital masa kini. Idea kegiatan ekonomi berkelanjutan yang tersebut mencakup blue economy, green economy, serta circular economy juga menjadi semakin relevan.
“Integrasi konsep Blue-Green-Circular Economy (BGCE) dengan teknologi Kecerdasan Buatan pada rangka mewujudkan pariwisata yang mana ramah lingkungan, efisien, dan juga berkelanjutan sudah ada selayaknya dilaksanakan sejak dini,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Kajian Krusial Kemenparekraf Agustini Rahayu menuturkan bahwa pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, konstruksi destinasi pariwisata berkualitas dijalankan sesuai preferensi bursa yang mengalami perkembangan ke arah pariwisata berkelanjutan dan juga regeneratif.
“Itu dengan perluasan pariwisata yang digunakan fokus pada Blue, Green serta Circular economy. Termasuk penyelenggaraan infrastruktur hijau untuk infrastruktur dasar kemudian pendukung pariwisata hingga peningkatan sumber daya manusia (SDM)-nya,” tutup Ayu.