DreamHub.id – Jakarta – Komunitas Salihara mendapatkan Hibah Praemium Imperiale Grant for Young Artists atau hibah Praemium Imperiale untuk seniman muda dari The Japan Art Association. Hibah yang dimaksud diberikan akibat Komunitas Salihara adalah lembaga yang dimaksud berfokus membina seniman muda, menyediakan ruang yang dimaksud menjunjung tinggi keberagaman sekaligus melindungi kebebasan berpikir dan juga berekspresi.
Hibah yang disebutkan diterima oleh Kepala Kurator juga Direktur Inisiatif dan juga Kepala Divisi Proyek Komunitas Salihara Ening Nurjanah di dalam Tokyo, Negeri Sakura pada Selasa, 10 September 2024. Hibah tahunan ini diserahkan oleh Direktur The Japan Art Association Hisashi Hieda pada sebuah acara penyerahan penghargaan yang diliput 60 media lokal lalu internasional pada Jepang.
Aktivitas Komunitas Salihara Dukung Demokrasi Indonesia
Dalam pidatonya, Nirwan Dewanto mengatakan, aktivitas Komunitas Salihara merupakan upaya menyokong demokrasi di dalam Indonesia melalui kebebasan berpikir, berekspresi di ruang keberagaman. “Lebih luas hal ini merupakan bagian dari misi yang dimaksud lebih banyak luas untuk menjaga kemerdekaan, demokrasi serta perdamaian di tempat lingkungan warga dunia,” ujar Nirwan.
Hibah ini telah terjadi ada sejak 1997 untuk mengupayakan serta mengembangkan kegiatan kemudian rencana seniman muda yang tersebut sejalan dengan tujuan kegiatan dari Japan Art Assocuation. Inisiatif hibah ini diberikan untuk seniman muda atau organisasi yang mana secara bergerak berkontribusi pada pengembangan bakat seni muda. Seniman yang dimaksud harus profesional atau sedang di pelatihan untuk menjadi profesional.
Jejak Hibah Praemium Imperiale
Para penerima hibah ini berhak mendapatkan hibah senilah lima jt yen lalu ijazah. Para penerima sebelumnya juga termasuk organisasi dari Vietnam, Cuba, Venezuela, Myanmar, Malaysia, Lebanon juga Benin. Dalam acara itu, juga diberitahukan para pemenang Penghargaan Praemium Imperiale 2024, yaitu Ang Lee (sutradara film, Taiwan), Doris Salcedo (pematung, Kolombia), Sophie Calle (fotografer, Prancis), Maria Joao Pires (pianis, Portugal) kemudian Shigeru Ban (arsitek, Jepang).
Komunitas Salihara merupakan salah satu pusat budaya swasta yang digunakan didirikan sebagian seniman, penulis, intelektual pada 2008. Komunitas Salihara di program-programnya mengiklankan kegiatan artistik di dalam bidang musik, tari atau koreografi, teater, satra, seni rupa dan juga filsafat yang tersebut mengedepankan keberagaman juga kebebasan berekspresi.
Setiap tahun Komunitas Salihara mengadakan Salihara International Performing Art Festival (Sipfest) serta kegiatan eksperimental lainnya yang mana menyajikan beragam pertunjukan. Lembaga ini memberikan kesempatan terbuka bagi para seniman muda dengan bakat multidisiplin untuk mengembangkan kemampuan merek secara profesional pada mengkomunikasikan seni terhadap masyarakat. Komunitas Salihara meyakini hal ini bisa saja menumbuhkan lalu mengembangkan pandangan kritis melalui seni eksperimental.