DreamHub.id – Jakarta – Avip Priatna bercerita mengenai pengalaman dan juga tantangannya di mengaransemen musik pop Indonesia era 2000-an menjadi musik orkestra di konser Simfoni untuk Bangsa tahun ini. Pertunjukan bertajuk ‘Melodi Milenium’ itu dijalankan pada Hari Sabtu malam, 31 Agustus 2024, pada Ibukota Indonesia Concert Hall, Menteng, DKI Jakarta Pusat.
Kepada Tempo, Avip menjelaskan bahwa proses pengubahan musik pop menjadi aransemen orkestra melibatkan kreativitas serta fleksibilitas tinggi. “Saya memberikan keleluasaan terhadap arranger kami,” ujar Avip. Ia merinci, ada sekitar tujuh hingga delapan arranger yang dimaksud terlibat pada setiap konsernya. Bahkan ia memohon agar para arranger bebas mengkreasikan apa yang ada di tempat kepala.
Tantangan Utama pada Proses Aransemen Orkestra
Konduktor lulusan Teknik Arsitektur Universitas Parahyangan itu bercerita, tantangan utama pada proses aransemen adalah menjaga keseimbangan antara kebebasan artistik lalu kesesuaian dengan format orkestra. “Tantangannya adalah menciptakan warna baru dari lagu lama,” ungkapnya. Ia menambahkan, beberapa bagian— seperti sesi sing along atau menyanyi bersama, harus dipertahankan agar penonton bisa jadi bergabung berpartisipasi tanpa kebingungan.
Konduktor Ibukota Concert Orchestra, Avip Priatna menjadi pemimpin pagelaran musik di area acara Melodi Milenium, Ibukota Concert Hall, Menteng, Jakarta, Sabtu, 31 Desember 2024. Pagelaran orkestra ini menampilkan tambahan dari 20 lagu dengan balutan koreografi juga paduan pernyataan yang dimaksud harmonis. Tempo/Ilham Balindra.
Avip juga menyoroti tantangan pada kurasi lagu, mengingat keterbatasan waktu konser yang mana semata-mata satu setengah jam. “Kami harus memilih lagu-lagu yang mana paling mewakili setiap band dari era tersebut,” kata Avip. Ia juga berupaya mempresentasikan nuansa hati yang tersebut berbeda pada setiap penampilan, dari ceria hingga sendu, untuk memberikan warna yang dimaksud bervariasi pada konser.
Simfoni untuk Bangsa
Konser Simfoni untuk Bangsa 2024 sudah menginjak tahun ke-15 pada penyelenggaraannya. Tahun ini, konser yang dimaksud sukses menampilkan aransemen dengan tambahan dari 20 lagu populer dari band Indonesia era 2000-an. Kerjasama orkestra ini melibatkan Batavia Madrigal Singers, The Resonanz Children’s Choir, dan juga penyanyi tenor Farman Purnama juga Alexandra Januarvian, sopran Dorothy Averina, juga alto Quinsha Hutasoit.
Lagu-lagu aransemen yang tersebut ditampilkan termasuk hit seperti ‘Khayalan’ dari The Groove, ‘Sempurna’ oleh Andra and The BackBone, ‘Pelangi di area Matamu’ oleh Jamrud, ‘Goyang Duyu’ dari Project Pop, ‘Teman Tapi Mesra’ milik Ratu, ‘Soulmate’ serta ‘Takkan Terganti’ dari Kahitna, juga masih sejumlah lagi. Dengan berbagai elemen yang mana disuguhkan, konser ini sukses memadukan nostalgia musik pop dengan eksplorasi kreatif di dunia orkestra.