Penggemar K-Pop Demo Desak HYBE Hentikan Praktik Penjualan Album Tak Ramah Lingkungan

DreamHub.id – Jakarta – Penggemar K-Pop ramai-ramai berkumpul pada depan kantor pusat HYBE—label di area balik grup megabintang BTS—di Seoul, Korea Selatan. Aksi ini dijalankan sebagai bentuk mengecam terhadap praktik transaksi jual beli album yang dinilai bukan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kampanye yang mana dinamakan ‘Plastic Album Sins’ ini diinisiasi oleh Kpop4Planet, sebuah aksi yang digunakan berfokus pada isu iklim pada kalangan penggemar K-pop.

Praktik Penjualan Album Dituding Menambah Polutan Plastik

Dalam aksi tersebut, para penggemar menghadirkan boneka yang tersebut melambangkan merek terbebas dari taktik transaksi jual beli album yang mana dinilai bukan etis. HYBE, sebagai salah satu perusahaan hiburan K-Pop terkemuka, dianggap bertanggung jawab berhadapan dengan meningkatnya polusi plastik akibat produksi album fisik yang tersebut berlebihan. 

Melansir dari laporan parlemen Korea pada 2022, tercatat bahwa jumlah keseluruhan sampah plastik yang dihasilkan oleh perusahaan hiburan sudah pernah meningkat 14 kali lipat di enam tahun terakhir. Sementara era digital semakin mendominasi, pelanggan album fisik K-pop tetap memperlihatkan melonjak, dengan lebih lanjut dari 116 jt album fisik terjual hanya saja pada 2023. Adapun Laporan Keberlanjutan 2023 dari HYBE menunjukkan adanya peningkatan pemanfaatan plastik hingga 77,9 persen di produksi album antara 2022 lalu 2023.

HYBE mengklaim mempunyai visi untuk hiburan yang berkelanjutan, namun kenyataan menunjukkan hal sebaliknya. The Korea Institute of Corporate Governance and Sustainability (KCGS) menempatkan HYBE di tempat sikap terendah pada kategori lingkungan dibandingkan tiga perusahaan hiburan besar lainnya seperti SM, YG, juga JYP. 

Taktik Penjualan yang mana Mengarah pada Pembelian Massal

Dayeon Lee, juru kampanye Kpop4Planet mengatakan, pada November 2024 mendatang, Daerah Perkotaan Busan akan menjadi tuan rumah dari perundingan penting yaitu negosiasi antarpemerintah atau Intergovernmental Negotiating Committee ke-lima (INC-5) untuk mengeksplorasi kemudian menghasilkan kembali perjanjian yang mengikat secara hukum internasional mengenai polusi plastik. 

“Sangat miris, bidang hiburan yang menjadi salah satu pendorong perekonomian Korea Selatan tetap saja mempraktikan perdagangan yang mana meningkatkan ukuran sampah polusi plastik dan juga mengambil bagian menyumbang emisi di dalam planet bumi,” tuturnya, diambil melalui keterangan tetulis pada Rabu, 4 September 2024. Ia menambahkan, menurutnya, sektor K-Pop tiada akan seperti sekarang jikalau tanpa penggemar, sehingga mereka berharap HYBE akan mendengarkan pengumuman penggemar. 

Daeyon merinci, pendapat daring yang mana dilaksanakan Kpop4Planet pada Agustus 2024, yang digunakan melibatkan tambahan dari 12.000 penggemar K-pop dari Korea Selatan juga seluruh dunia, menunjukkan hasil yang mana serupa. Sebanyak 42,8 persen partisipan menilai bahwa pengaplikasian album K-pop sebagai alat undian untuk acara fansign merupakan taktik jualan terburuk yang digunakan diadakan oleh perusahaan seperti HYBE.

Ia kemudian juga menekankan bahwa aksi yang disebutkan tidak ada akan dihentikan sampai HYBE membuka suara. “Kami tiada akan berhenti sampai kami mendengar jawaban HYBE menghadapi tuntutan kami untuk mengakhiri taktik pemasaran album yang dimaksud menyesatkan,” ujar Dayeon.

Penggemar Tertekan untuk Membeli Album Tambahan

Kpop4Planet menjelaskan, survei sebelumnya pada Maret 2024 yang dimaksud melibatkan 14 ribu penggemar global lalu Korea Selatan menunjukkan bahwa 36,5 persen penggemar merasa tertekan untuk membeli beberapa album demi menghimpun photocard. Selain itu, 27,7 persen membeli album untuk meningkatkan kesempatan mengunjungi acara eksklusif seperti fansign bersatu artis idola mereka. Fakta ini menguatkan urgensi pembaharuan di taktik pelanggan album fisik.

Adapun Kpop4Planet juga menyebutkan bahwa merekan telah dilakukan mengirimkan surat terbuka untuk HYBE, juga menyampaikan tuntutan penggemar untuk menghentikan taktik pemasaran yang digunakan memaksa mereka itu membeli beberapa salinan album fisik yang dimaksud sama. Namun hingga ketika ini, HYBE belum memberikan tanggapan resmi.

Fenomena taktik pelanggan album bukan cuma terjadi di dalam lapangan usaha K-pop. Artis global seperti Taylor Swift juga menghadapi kritik melawan praktik serupa, sementara Billie Eilish secara lantang mengecam sektor hiburan yang tersebut lebih banyak mengutamakan bilangan pelanggan daripada tanggung jawab lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *