Review Film Kaka Boss: Serba Amazing!

DreamHub.id – JakartaKaka Boss akhirnya ditayangkan di dalam bioskop di dalam seluruh Indonesia. Bagi yang telah menonton film keluaran Imajinari Pictures ini pasti tahu betul dari mana atau dari siapa ungkapan “amazing!” pertama kali terucap. Ungkapan pujian mudah yang rupanya berperan penting pada kisah Ferdinand Omakare atau Kaka Boss (Godfred Orindeod) kemudian upayanya menjadi ayah yang dapat dibanggakan oleh putri semata wayangnya, Angel (Glory Hillary).

Sebagaimana yang dimaksud dapat diharapkan dari film dengan genre komedi-keluarga, unsur komedi yang mengundang telah diselipkan bahkan sejak film dimulai. Disisipkan dengan rapi di adegan intens yang meliputi aksi pukul-pukulan. Upaya “amazing” yang tentunya tiada lepas dari campur tangan Arief Brata yang mana dipilih sebagai comedy consultant

Meski demikian, Arie Kriting yang dimaksud duduk di dalam kursi sutradara masih mampu merancang citra penuh kharisma dari sosok Kaka Boss bahkan sejak adegan pertama. Kaka Boss diceritakan hadir sebagai penengah dari dua kelompok tari yang mana sedang mempertaruhkan nilai tukar diri mereka. Dipimpin oleh Chun, aksi unjuk tari yang nyentrik dari kelompok Funky Papua melawan pasukan tari lainnya menjadi pembuka yang tersebut menyegarkan. 

Arie Kriting, Putri Nere, Glory Hillary, dan juga Godfred Orindeod di area acara konferensi pers sekaligus penayangan official trailer film Kaka Boss yang digunakan diadakan di dalam Epicentrum, DKI Jakarta Selatan pada Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Hanin Marwah

Bagi komika 39 tahun itu, film merupakan wadah pada wujud audio visual yang tersebut bisa jadi menggabungkan berbagai macam kesenian. Mulai dari seni peran, sinematografi, tata rias, tata musik, termasuk seni tari di tempat dalamnya yang dimaksud masih jarang dijadikan sorotan, kecuali di area pada jenis film musikal. Semua unsur yang digunakan hadir menjadi satu kesatuan di film Kaka Boss telah dilakukan ia perhitungkan dengan matang, sehingga unsur tarian di dalam pada film ini tidak ada hadir sebagai pemanis cerita saja, tetapi bahkan menjadi sajian utama yang dimaksud memberi pengaruh besar bagi alur cerita, sebagaimana yang mana dimimpikan Arie Kriting. 

“Saya kepingin sekali menciptakan sebuah adegan tari yang mana mungkin saja belum se-proper itu, kita masih mampu menghasilkan yang digunakan lebih besar baik, tapi setidaknya kita mulai untuk menghasilkan seni tari ini tidak ada cuma sebagai pelengkap, tapi sajian utama,” kata Arie pada konferensi pers Kaka Boss yang mana dilakukan dalam Ibukota Selatan, Kamis, 22 Agustus 2024 lalu.

Permainan Kamera yang mana Amazing! 

Seperti yang dimaksud dikatakan Arie, sinematografi juga menjadi unsur yang mana tak bisa jadi dipisahkan dari pembuatan sebuah film. Dalam Kaka Boss, Kristo Immanuel yang mana mendapuk sikap co-director menjadi dalang dari segala permainan kamera yang cenderung eksperimental namun tak berlebihan. Benar-benar kinerja yang mana “amazing”!

Beberapa pengambilan gambar memang sebenarnya akan terasa tidaklah biasa, tetapi hal itu yang mana justru menjadi daya tarik dari cara pria berdarah Ambon yang disebutkan menangkap setiap suasana hingga emosi para karakter pada pada film. Salah satu adegan yang tersebut cukup memproduksi terkejut adalah ketika seseorang anggota grup tari Funky Papua sedang menunjukkan kemampuan breakdance di area mana ia memutar seluruh anggota tubuhnya dengan sikap kepala menjadi tumpuan. Tanpa diduga, sudut pandang kamera diambil dari ujung sepatu penari, sehingga penonton seakan diajak bergabung berputar seiring pergerakan break dance tersebut.

Chemistry yang mana Amazing!

Godfred Orindeod (tengah) bersatu Arie Kriting, Putri Nere, Glory Hillary, dan juga Ernest Prakasa pada acara konferensi pers film Kaka Boss di tempat Epicentrum XXI, Kamis, 22 Agustus 2024. TEMPO/Hanin Marwah

Kaka Boss bercerita tentang keluarga dari Indonesia Timur yang digunakan tinggal pada Jakarta, film yang diproduseri Ernest Prakasa kemudian Dipa Andika ini menonjolkan hubungan antara ayah dan juga anak perempuannya. Ferdinand yang digunakan dikenal sebagai manusia penagih utang yang dimaksud disegani berjuang mengubah arah kariernya menjadi penyanyi demi membahagiakan anak semata wayangnya, Angel. Dengan kemampuan bernyanyinya yang mana “amazing”, ia mengupayakan segala cara agar sang putri tidak ada lagi merasa malu dengan profesi ayahnya.

Namun, bukanlah hanya sekali tokoh Kaka Boss lalu Angel yang menampakkan chemistry yang tersebut kuat, melainkan juga antar sesama pemain yang digunakan lain. Mungkin darah Indonesia Timur yang digunakan mengaliri sebagian besar pemain, menjadi salah satu alasan kuat yang menghasilkan interaksi di dalam antara merek dapat dirasakan ketulusannya pada suasana kekeluargaan. Sehingga tangis maupun tawa penonton pun lahir dengan tulus.

Naskah yang mana Amazing!

Salah satu hal lainnya yang cukup menarik perhatian adalah bagaimana narasi yang mana dibawakan para pemain, khususnya Kaka Boss terdengar indah dikarenakan dipenuhi dengan rima. Kaka Boss berdialog dengan aksen Timur yang digunakan kental seperti seakan sedang membacakan sajak puisi.

Diketahui bahwa Arie sengaja menyusun dialog di dalam pada naskahnya sedemikian rupa pada rangka menebalkan karakter para tokoh yang tersebut memang benar dikisahkan dari Indonesia Timur. Ia ingin memberikan pengalaman yang utuh tentang bagaimana orang-orang Timur berdialek dengan mempertimbangkan batas-batas yang digunakan mampu menciptakan penonton yang bukan berasal dari tempat Timur Indonesia mampu untuk masih memahami jalan cerita. Lagi-lagi, upaya yang tersebut “amazing” hingga menciptakan film “amazing” yang tersebut sudah ada mulai tayang di area bioskop.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *