Demokrasi Indonesia sedang Tidak Baik, Reza Rahadian Ajak Semua Pihak Bersuara

DreamHub.id – Malang – Aktor Reza Rahadian mengundang semua pihak yang mana resah untuk bergerak serta bersuara. Seperti yang digunakan dilakukannya pada aksi kawal putusan MK kemudian Darurat Demokrasi. “Semoga yang resah dan juga bukan bicara, sekarang mau bicara. Saya yakin degan kekuatan rakyat sipil,” kata Reza di area Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang, Rabu, 28 Agustus 2024.

Namun, Reza menghormati pihak yang digunakan bukan bersedia turun ke jalan. Ia menghormati setiap orang yang tersebut mempunyai  ekspresi berbeda. “Saya datang berhadapan dengan keresahan sendiri. Gara-gara kemarin, ada yang mana lihat sebagai sesuatu yang digunakan tiba-tiba,” kata Reza yang juga Goodwill Ambassador Yayasan Menguatkan Partisipasi, Inisiatif, kemudian Kemitraan Warga (YAPPIKA).

Reza Rahadian Bicara Soal Demokrasi pada Indonesia

Demokrasi di tempat Indonesia tidak ada baik-baik saja. Semoga, kata Reza, tiada semakin memburuk. Sehingga dibutuhkan multistake holder untuk menghadapi berbagai tantangan besar. “Kita akan hadapi serta jinjing bersama,” katanya.

Reza mengaku bergabung turun ke jalan bukanlah untuk konten juga bertemu warga luas tidak untuk pamer. Usai aksi turun ke jalan, Reza menyadari jikalau bicara tidaklah salah. “Menghadapi risiko, ada buzzer. I don’t care,” katanya.

Reza mengaku apabila pelajar lah yang digunakan menginspirasinya turun ke jalan. Menurutnya, peserta didik dan juga rakyat sipil. 

Aktor Reza Rahadian di area melawan mobil komando bergabung demonstrasi persoalan revisi UU pemilihan gubernur dalam depan Gedung DPR, Senayan, pada Kamis 2 Agustus 2024. TEMPO/ Mochamad Firly Fajrian.

Orasi Reza Rahadian di area Depan Gedung DPR RI

Saat berorasi pada depan Gedung DPR RI pada Kamis, 22 Agustus 2024, aktor berusia 37 tahun ini mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi demokrasi pada Indonesia yang tersebut membuatnya tak bisa jadi lagi berdiam diri. “Selama ini, saya mengekspresikan keresahan serta kritik sosial melalui seni, tetapi sekarang saya merasa harus berbicara,” kata Reza.

Dalam orasinya, Reza menegaskan bahwa kehadirannya tidak sebab keterlibatan politik, melainkan akibat perhatian terhadap kondisi demokrasi di dalam Indonesia. “Saya hadir hari ini sebab sesederhana saya terus-menerus cenderung berhati-hati pada mengambil sebuah sikap, saya tidak ada pernah mau terlibat di kontestasi politik, saya tiada bergabung campur di urusan pemilihan juga lain-lain atau jadi kubunya siapa adalah hal yang digunakan paling saya hindari,” katanya.

Aksi demonstrasi meluas usai Badan Legislasi DPR mencoba menganulir putusan MK tentang aturan pencalonan kepala wilayah yang digunakan diputus sehari sebelumnya pada Selasa, 20 Agustus 2024. Hanya di tujuh jam, Baleg DPR merevisi UU pemilihan kepala daerah untuk melicinkan jalan Kaesang, putra bungsu Presiden Jokowi berlaga di tempat Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah. Sehari kemudian, Kamis, 22 Agustus 2024, DPR sedianya akan menyelenggarakan Paripurna untuk mengesahkan UU yang tersebut dikebut tak sampai semalam itu, tapi batal. 

TEMPO| MARVELA| S. DIAN ANDRYANTO berkontribusi pada penulisan artikel ini. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *